...............................................

Selamat Datang Di Blog Liska SoeSanti

Kamis, 13 Maret 2014

Macam - Macam Metode Sistem Penunjang Keputusan

Metode Sistem pakar
Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar. Menurut Marimin (1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

Modul Penyusun Sistem Pakar
Suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Staugaard, 1987), yaitu :
1. Modul Penerimaan Pengetahuan Knowledge Acquisition Mode)
Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya.
2. Modul Konsultasi(Consultation Mode)
Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
3. Modul Penjelasan(Explanation Mode)
Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).




Struktur Sistem Pakar
Komponen utama pada struktur sistem pakar (Hu et al, 1987) meliputi:
1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui. Menurut Gondran (1986) dalam Utami (2002), basis pengetahuan merupakan representasi dari seorang pakar, yang kemudian dapat dimasukkan kedalam bahasa pemrograman khusus untuk kecerdasan buatan (misalnya PROLOG atau LISP) atau shell sistem pakar (misalnya EXSYS, PC-PLUS, CRYSTAL, dsb.)
2. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian.
Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.
Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan prose penalaran. Terdapat tiga tehnik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua tehnik pengendalian tersebut.
3. Basis Data (Database)
Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.

4. Antarmuka Pemakai (User Interface)
Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai dengan sistem. Hubungan antar komponen penyusun struktur sistem pakar dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :
Teknik Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain. Teknik ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya.
Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang biasa digunakan dalam pengembangan suatu sistem pakar, yaitu :
1. Rule-Based Knowledge
2. Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules).
    Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan
3. Frame-Based Knowledge
    Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame
4. Object-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari
    obyek-obyek. Obyek adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses)
5. Case-Base Reasoning Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan
    kasus (cases)
(Untuk mengetahui lebih jelasnya, Anda dapat membaca buku :
• Management Information System (J.A. O'Brien) McGraw Hill. Arizona.USA.
• Decision Support and Expert Systems; Management Support Systems (E. Turban)
   Prentice Hall. New Jersey.USA.
• Buku-buku lain yang membahas tentang Sistem Pakar)

Sistem pakar adalah sistem yang mempekerjakan pengetahuan manusia yang ditangkap dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya membutuhkan keahlian manusia. Adapun komponen-kompenen yang mungkin ada dalam sebuah sistem pakar adalah:
1. Subsistem akuisisi pengetahuan
2. Basis pengetahuan

    Basis pengetahuan berisi pengetahuan penting untuk pengertian, formulasi dan
    pemecahan masalah. Basis pengetahuan memasukkan dua elemen (1) fakta (facts)
    seperti situasi masalah dan teori dari area masalah dan (2) heuristic khusus atau
    rule-rule yang menghubungkan penggunaan pengetahuan untuk pemecahan
    masalah spesifik dalam sebuah domain khusus. Informasi dalam basis pengetahuan
    tergabung dalam basis pengetahuan tergabung dalam sebuah program computer
    oleh proses yang disebut dengan representasi pengetahuan.
3. Mesin inferensi
4. Blackboard (Wilayah kerja)
5. User interface
    Sistem pakar berisi bahasa prosesor untuk komunikasi yang bersahabat,
    berorientasi pada masalah antara pengguna dan komputer. Komunikasi ini dapat
    secara baik dibawa oleh natural language, dan dalam beberapa kasus user interface
    ditambahkan dengan menu-menu dan grafik.
6. Subsistem penjelasan
7. Sistem penyaringan pengetahuan
   
    Sedangkan konsep dasar dalam sistem pakar menurut Turban, 1993 adalah:
1. Keahlian (Expertise)
2. Pakar (Expert)
3. Transfer keahlian
4. Inferensi
5. Rule
6. Kemampuan memberikan penjelasanHYPERLINK "http://kmp.htm/" \t "right"
    Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi dari keahlian
    pemecahan masalah dari beberapa sumber pengetahuan ke program komputer
    untuk konstruksi atau perluasan basis pengetahuan. Sumber-sumber pengetahuan
    potensial termasuk pakar manusia, textbook, database, laporan penelitian khusus,
    dan gambar-gambar. Pengakuisisian pengetahuan dari pakar adalah tugas kompleks
    yang sering membuat kemacetan dalam konstruksi sistem pakar sehingga
    dibutuhkan seorang knowledge engineer untuk berinteraksi dengan satu atau lebih
    pakar dalam membangun basis pengetahuan. Metode Regresi linier

    Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model
    hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih
    variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel bebas hanya
    ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih
    dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda.
    Analisis regresi setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi
    dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol, serta
    untuk tujuan prediksi. Regresi mampu mendeskripsikan fenomena data melalui
    terbentuknya suatu model hubungan yang bersifatnya numerik. Regresi juga dapat  
     digunakan untuk melakukan pengendalian (kontrol) terhadap suatu kasus atau hal-
     hal yang sedang diamati melalui  penggunaan model regresi yang diperoleh. Selain
     itu, model regresi juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan prediksi untuk
     variabel terikat. Namun yang perlu diingat, prediksi di dalam konsep regresi hanya  
     boleh dilakukan di dalam rentang data dari variabel-variabel bebas yang digunakan
     untuk membentuk model regresi tersebut. Misal, suatu model regresi diperoleh
     dengan mempergunakan data variabel bebas yang memiliki rentang antara 5 s.d.
     25, maka prediksi hanya boleh dilakukan bila suatu nilai yang digunakan sebagai
     input untuk variabel X berada di dalam rentang tersebut. Konsep ini disebut
     sebagai interpolasi. Data untuk variabel independen X pada regresi linier bisa
     merupakan data pengamatan yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh peneliti
     (obsevational data) maupun data yang telah ditetapkan (dikontrol) oleh peneliti
     sebelumnya (experimental or fixed data). Perbedaannya adalah bahwa
     dengan menggunakan fixed data, informasi yang diperoleh lebih kuat dalam
     menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel X dan variabel Y. Sedangkan,
     pada observational data, informasi yang diperoleh belum tentu merupakan  
     hubungan sebab-akibat. Untuk fixed data, peneliti sebelumnya telah memiliki
     beberapa nilai variabel X yang ingin diteliti. Sedangkan, pada observational data,
     variabel X yang diamati bisa berapa saja, tergantung keadaan di lapangan.
    Biasanya, fixed data diperoleh dari percobaan laboratorium, dan observational data
    diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Di dalam suatu model regresi kita akan   
    menemukan koefisien-koefisien. Koefisien pada model regresi sebenarnya adalah
    nilai duga parameter di dalam model regresi untuk kondisi yang sebenarnya (true
    condition), sama halnya dengan statistik mean (rata-rata) pada konsep statistika

dasar. Hanya saja, koefisien-koefisien untuk model regresi merupakan suatu nilai rata-rata yang berpeluang terjadi pada variabel Y (variabel terikat) bila suatu nilai X (variabel bebas) diberikan.  Koefisien regresi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Intersep (intercept)
Intersep, definisi secara metematis adalah suatu titik perpotongan antara suatu garis dengan sumbu Y pada diagram/sumbu kartesius saat nilai X = 0. Sedangkan definisi secara statistika adalah nilai rata-rata pada variabel Y apabila nilai pada variabel X bernilai 0. Dengan kata lain, apabila X tidak memberikan kontribusi, maka secara rata-rata, variabel Y akan bernilai sebesar intersep. Perlu diingat, intersep hanyalah suatu konstanta yang memungkinkan munculnya koefisien lain di dalam model regresi. Intersep tidak selalu dapat atau perlu untuk diinterpretasikan. Apabila data pengamatan pada variabel X tidak mencakup nilai 0 atau mendekati 0, maka intersep tidak memiliki makna yang berarti, sehingga tidak perlu diinterpretasikan.
Secara matematis, slope merupakan ukuran kemiringan dari suatu garis. Slope adalah
koefisien regresi untuk variabel X (variabel bebas). Dalam konsep statistika, slope
merupakan suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar kontribusi (sumbangan) yang diberikan suatu variabel X terhadap variabel Y. Nilai slope dapat pula diartikan sebagai ratarata pertambahan (atau pengurangan) yang terjadi pada variabel Y untuk setiap peningkatan satu satuan variabel X.
Contoh model regresi:
Y = 9.4 + 0.7*X + 
Angka 9.4 merupakan intersep, 0.7 merupakan slope, sedangkan  merupakan error.
Error bukanlah berarti sesuatu yang rusak, hancur atau kacau. Pengertian error di dalam konsep statistika berbeda dengan pengertian error yang selama ini dipakai di dalam kehidupan sehari-hari.

Metode B/C Ratio
Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besarankeuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis inimemperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program.Dalam analisisbenefit dancos t perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuanyang tidak dapat dipisahkan.
Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umummenggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan dengan maknatekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalamperhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana denganmempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Penerapananalisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya.Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi hanyadidasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lainpenekanan yang digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan.
Dibandingkan penerapannya dalam bidang investasi, penerapan Benefit Cost Ratio (BCR) telahbanyak mengalami perkembangan. Salah satu perkembangan analisis BCR antara lain yaitupenerapannya dalam bidang pengembangan ekonomi daerah. Dalam bidang pengembanganekonomi daerah, analisis ini umum digunakan pemerintah daerah untuk menentukan kelayakanpengembangan suatu proyek.
Relatif berbeda dengan penerapan BCR di bidang investasi, penerapan BCR dalam prosespemilihan suatu proyek terkait upaya pengembangan ekonomi daerah relatif lebih sulit. Hal inidikarenakan aplikasi BCR dalam sektor publik harus mempertimbangkan beberapa aspek terkait
social benefit(social welfare function) dan lingkungan serta tak kalah penting adalah factor efisiensi. Faktor efisiensi mutlak menjadi perhatian menimbang terbatasnya dana dan kemampuan pemerintah daerah sendiri. Secara terinci aspek-aspek tersebut juga mempertimbangkan dampak penerapan suatu program dalam masyarakat baik secara langsung (direct impact) maupun tidak langsung (indirect impact), faktor eksternalitas, ketidakpastian (uncertainty), risiko (risk) serta shadow price. Terkait perhitungan risiko dan ketidakpastian, hal ini dapat diatasi dengan menggunakan asuransi danmelakukan lindung nilai (hedging). Efisiensi ekonomi merupakan kontribusi murni suatu program dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga yang menjadi perhatian utama dalam penerapan BCR dalam suatu proyekpemerintah yang berkaitan dengan sektor publik adalah redistribusi sumber daya.



Metode AHP
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang  dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini  akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang  kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki  didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan  yang
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama  adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk
hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah  dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang  dipilih, sampai pada
    subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
    kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Kelebihan dan Kelemahan AHP
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :
Kesatuan (Unity)§
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
Kompleksitas (Complexity)§
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui  pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
Saling ketergantungan (Inter Dependence)§
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)§
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
Pengukuran (Measurement)§
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
Konsistensi (Consistency)§
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.
Sintesis (Synthesis)§
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa  diinginkannya masing-masing alternatif.
Trade Off§
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem  sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)§
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi  menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
Pengulangan Proses (Process Repetition)§
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:
Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini§
berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan  subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian§
secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk

C. Tahapan AHP
Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
(Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.Dalam tahap ini
    kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan   
  mudah dipahami. Dari
  masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok
  bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah
  lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih
  lanjut dalam tahap berikutnya.

2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun
     tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di
     bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau
     menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap
     kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan
     subkriteria (jika mungkin diperlukan).
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang
menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin
dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan
suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya
E1,E2,E3,E4,E5

Metode IRR
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.

RUMUS!
Apabila Ao adalah investasi pada periode 0 dan A1 sampai An adalah aliran bersih dari periode 1 sampai n, maka metode IRR semata mata mencari discount factor yang menyamakan A0 dengan A1 sampai An. Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return). Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila lebih kecil diterima.
Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih memerlukan penghitungan NPV

Internal Rate of Return (IRR)
Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
Untuk mengitung IRR digunakan rumus sebagai berikut:
RUMUS
Kriteria penilain digunakan tingkat bunga bank. Jadi, jika IRR ??tingkat bunga bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.

Internal Rate of Return (IRR)
Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk pola cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola tidak seragam. Menurut Arifin dan Fauzi (1999:13) bahwa: Adapun langkah-langkah menghitung IRR untuk pola cash flow yang sama adalah sebagai beiikut: a. Hitung besarnya payback period untuk proyek yang sedang dievaluasi. b. Gunakan tabel discount factor, dan pada baris umur proyek, cari angka yang sama atau mendekati dengan hasil payback period pada langkah 1 di atas. IRR terletak pada persentase terdekat hasil yang diperoleh. c. Untuk mendapatkan nilai IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh dengan menggunakan interpolasi. Sedangkan untuk proyek yang memiliki pola cash inflow yang tidak seragam, dapat diselesaikan dengan langkah-langkah berikut: a) Hitung rata-rata cash inflow per tahun b) Bagi initial investment dengan rata-rata cash inflow untuk mengetahui "estimasi" payback period dari proyek yang sedang dievaluasi. c) Gunakan tabel discount factor untuk menghitung besarnya IRR, seperti langkah ke-2 dalam menghitung IRR untuk pola cash flow yang berbentuk seragam (anuitas). Hasil yang diperoleh akan merupakan "perkiraan IRR'. d) Selanjutnya sesuaikan IRR yang diperoleh pada langkah ke-3 di atas, yaitu diperbesar atau diperkecil, ke dalam pola cash flow yang sesungguhnya. Apabila cash inflow yang sesungguhnya dalam tahun-tahun pertama temyata lebih besar dari rata-rata yang diperoleh dalam langkah ke 1 di atas, maka perbesarlah tingkat discount yang digunakan, dan apabila sebaliknya maka perkecillah discount tersebut. e) Dari hasil discount rate yang diperoleh pada langkah ke-4, kernudian hitunglah NPV dari proyek tersebut. f) Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari nol, maka naikkanlah discount rate yang digunakan, dan apabila sebaliknya maka turunkanlah discount rate tersebut. g) Hitunglah kembali NPV dengan menggunakan discount rate yang baru, sampai akhirnya diperoleh discount rate yang secara berurutan menghasilkan NPV yang positif dan negatif. Dengan jalan interpolasi akan ditemukan nilai IRR yang sesungguhnya. Setelah IRR diketahui langkah selanjutnya adalah membandingkan IRR dengan cost of capital. Apabila IRR lebih besar dari pada cost of capital maka rencana investasi dapat diterima karena menguntungkan dan sebaliknya apabila IRR lebih kecil dari pada cost of capital maka rencana investasi ditolak karena merugikan. Metode PBP PBP, adalah metode yang digunakan dengan cara menyusun satu demi satu piece hingga layer tersebut solve. PBP ini sendiri sangat berbeda dengan metoda lain yang mengharuskan harus membuat cross dan lain sebagainya. Metoda yang satu ini bisa dibilang full intuitive (kecuali untuk layer ke 2) karena tidak memerlukan algoritma untuk menyusun satu layer, cukup dengan logika murni saja, dan inilah salah satu kelebihan dari metoda PBP ini. Selain itu metoda ini sangat cocok untuk dipelajari bagi mereka yang baru (sangat baru =.=) dalam cubing, ini berdasarkan fakta nyata yang saya alami ketika mengajarkan cubing ke teman-teman saya, mereka lebih mudeng dengan metoda ini daripada LBL yang merupakan metoda paling umum yang dipelajari oleh para beginner. Baik langsung saja, saya akan memberi beberapa contoh PBP Metode MPE Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak , Teknik ini cocok untuk penilaian dengan skala ordinal. Hasil MPE akan lebih kontras dari pada hasil Bayes. Prosedur MPE • Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metoda perbandingan eksponensial adalah: m Total nilai (TNi) =å (RK ij)TKK j j=1 Keterangan : TNi = Total nilai alternatif ke -i RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i TKK j = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat
n = jumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan

• Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan
   pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat.
• Penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai
   setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya .

Keuntungan MPE
• Mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa
• Nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi
   eksponensial) ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata

Contoh Aplikasi MPE
• Penilaian terhadap tiga alternatif calon pemimpin divisi ICT (Pergiwa, Bratasena,
   Kresna)
• Kriteria yang dipertimbangkan: Kecakapan, Kepemimpinan dan Kejujuran
• Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1-9.




Contoh Pemilihan pimpinan

Alternatif Kriteria Nilai
Alternatif Peringkat
Kecakapan Kepemimpinan Kejujuran
1. Pergiwa 4 4 3
2. Bratasena 4 5 2
3. Kresna 4 3 4
Tk. Kepentingan Kriteria 3 4 3

• Nilai (Pergiwa) = 4 **(3) + 4**(4) + 3**(3) = ?
• Nilai alternatif 1,2, dan 3 adalah? sehingga didapat alternatif yang terurut dari yang
   terbaik adalah alternatif?



Metode NPV
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.

Rumus yang digunakan
Arus kas masuk dan keluar yang didiskontokan pada saat ini (present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus:

dimana:
t - waktu arus kas
i – adalah suku bunga diskonto yang digunakan
Rt - arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu


Arti perhitungan NPV
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan.
Bila... Berarti... Maka...
NPV > 0 investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan proyek bisa dijalankan
NPV < 0 investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan proyek ditolak
NPV = 0 investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.

Contoh Kasus SPK

Permasalahan yang diangkat dalam kesempatan kali ini adalah “Pemilihan Modem GSM” yang nantinya akan menjadi prioritas barang yang akan dibeli setelah dilakukan proses pembandingan dengan menggunakan software Expert Choice. Untuk melakukan pemilihan modem GSM kriterianya meliputi :
ü  Harga (dalam ratus ribu)
ü  Kecepatan Download (dalam Mbps)
ü  Kecpatan Upload
ü  Berat (dalam gram)
ü  Garansi (dalam bulan)
Dari beberapa kriteria diatas yang menjadi prioritas utama dalam penentuannya adalah harga yang termurah, lalu kecepatan download dan upload yang cepat, sedangkan kriteria lainnya menjadi prioritas akhir.
Alternative modem yang disarankan meliputi :
ü  Huwawei E160
ü  ZTE MF190
ü  Sierra C308

Huwaei E169
ZTE MF190
Sierra C308
Harga
260K
200K
280K
Kecepatan Download
7.2 Mbps
7.2 Mbps
2.1 Mbps
Kecepatan Upload
384 kbps
5.76 Mbps
5.76 Mbps
Berat
200 gram
150 gram
100 gram
Garansi
12 bulan
8 bulan
10 bulan
  1. Hierarki Pemecahan Permasalahan
Untuk mempermudah dalam melakukan pemecahan masalah tersebut, berikut ini adalah hierarki yang menggambarkan kebutuhan yang ada terdiri dari tujuan, kriteria, dan alternatif.
  1. Pemecahan Masalah
Langakah-langkah analisis dengan menggunakan Expert Choice adalah sebagai berikut:
  1. Membuka software Expert Choice
  2. Klik File lalu New lalu klik Direct
  3. Isikan tujuan “Pemilihan Pembelian Modem”
  4. Lalu masukkan kriteria, untuk measukkan kriteria klik Goal lalu klik gambar hierarki seperti ini  . Kemudian masukkan kriteria-kriteria yang dipertimbangkan seperti harga, kecaptan download, kecepatan upload, berat, dan garansi. Tiap kriteria tulis definisi dari kriteria tersebut.
  5. Setelah semua kriteria sudah terisi buat alternatif, untuk membuatnya klik salah satu kriteria lalu klik gambar hierarki dan tulis alternatif tersebut seperti Huwawei, ZTE, dan Sierra.
  6. Langkah berikutnya jadikan seluruh alternatif ada dalam masing-masing kriteria. Lakukan peng-copyan tersebut dengan cara klik Edit-Replicate Children of Current Node hingga muncul option sebagai berikut :
Pilih “to all Leaves” sehingga akan memperoleh perintah konfirmasi peng-copyan lalu klik yes. Lalu akan tampil gambar sebagai berikut :
  1. Berikutnya melakukan pembobotan pada masing-masing kriteria dimana yang menjadi prioritas utama adalah kemurahan harga, lalu kecepatan download dan kecepatan upload, sedangkan kriteria berat dan garansi merupakan kriteria akhir. Untuk melakukan pembobotan tersebut caranya klik “Assessment-Data” isikan angka-angka pembobotan lalu klik “Calculate-Record” hingga tampil sebagai berikut :
  1. Lalu lakukan pembobotan pada masing-masing alternatif tiap kriteria dengan klik “Assessment-Data” lalu “Calculate-Record”.
Berikut hasil pembobotan dari harga :
Hasil pembobotan kecepatan download
Hasil pembobotan kecepatan upload
Hasil pembobotan berat modem
Hasil pembobotan garansi modem
  1. Setelah pembobotan pada masing-masing kriteria dan alternatif selesai langkah terakhir yaitu analisis tahap akhir yakni untuk melihat hasil keputusan dari data-dat yang telah dimasukkan, caranya klik “Synthesis-From Goal” akan diperoleh tampilan sebagai berikut:
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa modem GSM yang menjadi peringkat utama dalam pemilihan tersebut adalah modem ZTE dengan tipe MF190. Lalu peringkat kedua dan ketiga adalah Huwawei

FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari pengambilan keputusan dalam lingkungan bisnis yang kompleks, yang mendorong para manajer untuk memiliki dan menguasai kemahiran dalam mengolah informasi dan ilmu pengetahuan:
1. Terdapat lebih banyak variabel yang harus dipetimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan
2. Ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat dan lebih banyak konsep, metode di setiap bidang manajemen. Tidak ada pelaku bisnis yang mutlak menguasai kemahiran dalam mengolah ilmu pengetauhan
3. Kompetisi dalam lingkup global dan lokal semangkin ketat. Kompetisi ini mendorong kita untuk menciptakan pasar, menciptakan kemakmuran dan menciptakan nilai, bukan lagi meraih semuanya
4. Perkembangan pesat tingkat kualitas dari sejumlah teori dan model dalam menjelaskan langkah-langkah dan hasil taktis maupun strategis suatu kebijakan. Setiap pelaku bisnis memiliki kemampuan seragam dalam menguasai proses dana alat pengambilan keputusan
5. Campur tangan pemerintah yang semakin besar dan jelas terhadap pemenuhan tanggung jawab sosial. Campur tangan ini mendorong pemerintah memaksa organisasi bisnis untuk turut mewujudkan tanggung jawab tersebut
6. Perkembangan teknologi informasi melalui internet, World Wide Web, membawa organisasi bisnis masuk pada bidang kompetisi maya atas dasar kemampuan mengolah informasi. Disisi lain, hal tersebut menjadikan informasi yang tersedia dalam jumlah berlimpah diragukan kualitasnya.
7. Para pekerja, pemilik saham, pelanggan dan masyarakat, meminta untuk diikut sertakan dalam proses penentuan keputusan organisasi.
8. Setiap organisasi bisnis bergerak atas landasan kemahiran dalam pengolahan informasi dan ilmu pengetahuan
9. Teknik-teknik komunikasi dan pengukuran dalam metorde penelitian ilmiah berkembang pesat
10. Analisis kuantitatif berkembang dengan pesat melalui bantuan komputer
11. Masalah-masalah manajerial yang rumit dapat diselesaikan dengan mudah melalui bantuan teknollogi dan sistem informasi, sehingga pengambilankeputusan dibangun diatas sistem informasi yang canggih
12. Organisasi menjadi semakin ramping, efektif dan efisien. Dalam hal ini sistem rasionalisasi atas dasar sistem komputerisasi merupakan basis utama organisasi yang unggul.

Kumpulan Materi SPK (Sistem Pendukung Keputusan

Kumpulan Materi SPK (Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan (Inggris: decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.

Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.

Tahapan SPK:

·         Definisi masalah

·         Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan

·         pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan

·         menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase)

Tujuan dari SPK:

·         Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur

·         Mendukung manajer dalam mengambil keputusan

·         Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan

Dalam pemrosesannya, SPK dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dll.

Macam - Macam Metode Sistem Penunjang Keputusan

Metode Sistem pakarSistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar. Menurut Marimin (1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.


    * Modul Penyusun Sistem Pakar

Suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Staugaard, 1987), yaitu :

1. Modul Penerimaan Pengetahuan Knowledge Acquisition Mode)

Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya.

2. Modul Konsultasi(Consultation Mode)

Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem.

3. Modul Penjelasan(Explanation Mode)

Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).


    * Struktur Sistem Pakar

Komponen utama pada struktur sistem pakar (Hu et al, 1987) meliputi:

1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui. Menurut Gondran (1986) dalam Utami (2002), basis pengetahuan merupakan representasi dari seorang pakar, yang kemudian dapat dimasukkan kedalam bahasa pemrograman khusus untuk kecerdasan buatan (misalnya PROLOG atau LISP) atau shell sistem pakar (misalnya EXSYS, PC-PLUS, CRYSTAL, dsb.)

2. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian.

Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.

Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan prose penalaran. Terdapat tiga tehnik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua tehnik pengendalian tersebut.

3. Basis Data (Database)

Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.



4. Antarmuka Pemakai (User Interface)

Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai dengan sistem. Hubungan antar komponen penyusun struktur sistem pakar dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :

Teknik Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain. Teknik ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya.

Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang biasa digunakan dalam pengembangan suatu sistem pakar, yaitu :

1. Rule-Based Knowledge

2. Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules).

    Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan

3. Frame-Based Knowledge

    Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame

4. Object-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari

    obyek-obyek. Obyek adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses)

5. Case-Base Reasoning Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan

    kasus (cases)

(Untuk mengetahui lebih jelasnya, Anda dapat membaca buku :

• Management Information System (J.A. O'Brien) McGraw Hill. Arizona.USA.

• Decision Support and Expert Systems; Management Support Systems (E. Turban)

   Prentice Hall. New Jersey.USA.

• Buku-buku lain yang membahas tentang Sistem Pakar)


Sistem pakar adalah sistem yang mempekerjakan pengetahuan manusia yang ditangkap dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya membutuhkan keahlian manusia. Adapun komponen-kompenen yang mungkin ada dalam sebuah sistem pakar adalah:

1. Subsistem akuisisi pengetahuan

2. Basis pengetahuan


    Basis pengetahuan berisi pengetahuan penting untuk pengertian, formulasi dan

    pemecahan masalah. Basis pengetahuan memasukkan dua elemen (1) fakta (facts)

    seperti situasi masalah dan teori dari area masalah dan (2) heuristic khusus atau

    rule-rule yang menghubungkan penggunaan pengetahuan untuk pemecahan

    masalah spesifik dalam sebuah domain khusus. Informasi dalam basis pengetahuan

    tergabung dalam basis pengetahuan tergabung dalam sebuah program computer

    oleh proses yang disebut dengan representasi pengetahuan.

3. Mesin inferensi

4. Blackboard (Wilayah kerja)

5. User interface

    Sistem pakar berisi bahasa prosesor untuk komunikasi yang bersahabat,

    berorientasi pada masalah antara pengguna dan komputer. Komunikasi ini dapat

    secara baik dibawa oleh natural language, dan dalam beberapa kasus user interface

    ditambahkan dengan menu-menu dan grafik.

6. Subsistem penjelasan

7. Sistem penyaringan pengetahuan

  

    Sedangkan konsep dasar dalam sistem pakar menurut Turban, 1993 adalah:

1. Keahlian (Expertise)

2. Pakar (Expert)

3. Transfer keahlian

4. Inferensi

5. Rule

6. Kemampuan memberikan penjelasanHYPERLINK "http://kmp.htm/" \t "right"

    Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi dari keahlian

    pemecahan masalah dari beberapa sumber pengetahuan ke program komputer

    untuk konstruksi atau perluasan basis pengetahuan. Sumber-sumber pengetahuan

    potensial termasuk pakar manusia, textbook, database, laporan penelitian khusus,

    dan gambar-gambar. Pengakuisisian pengetahuan dari pakar adalah tugas kompleks

    yang sering membuat kemacetan dalam konstruksi sistem pakar sehingga

    dibutuhkan seorang knowledge engineer untuk berinteraksi dengan satu atau lebih

    pakar dalam membangun basis pengetahuan. Metode Regresi linier


    Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model

    hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih

    variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel bebas hanya

    ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih

    dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda.

    Analisis regresi setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi

    dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol, serta

    untuk tujuan prediksi. Regresi mampu mendeskripsikan fenomena data melalui

    terbentuknya suatu model hubungan yang bersifatnya numerik. Regresi juga dapat 

     digunakan untuk melakukan pengendalian (kontrol) terhadap suatu kasus atau hal-

     hal yang sedang diamati melalui  penggunaan model regresi yang diperoleh. Selain

     itu, model regresi juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan prediksi untuk

     variabel terikat. Namun yang perlu diingat, prediksi di dalam konsep regresi hanya 

     boleh dilakukan di dalam rentang data dari variabel-variabel bebas yang digunakan

     untuk membentuk model regresi tersebut. Misal, suatu model regresi diperoleh

     dengan mempergunakan data variabel bebas yang memiliki rentang antara 5 s.d.

     25, maka prediksi hanya boleh dilakukan bila suatu nilai yang digunakan sebagai

     input untuk variabel X berada di dalam rentang tersebut. Konsep ini disebut

     sebagai interpolasi. Data untuk variabel independen X pada regresi linier bisa

     merupakan data pengamatan yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh peneliti

     (obsevational data) maupun data yang telah ditetapkan (dikontrol) oleh peneliti

     sebelumnya (experimental or fixed data). Perbedaannya adalah bahwa

     dengan menggunakan fixed data, informasi yang diperoleh lebih kuat dalam

     menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel X dan variabel Y. Sedangkan,

     pada observational data, informasi yang diperoleh belum tentu merupakan 

     hubungan sebab-akibat. Untuk fixed data, peneliti sebelumnya telah memiliki

     beberapa nilai variabel X yang ingin diteliti. Sedangkan, pada observational data,

     variabel X yang diamati bisa berapa saja, tergantung keadaan di lapangan.

    Biasanya, fixed data diperoleh dari percobaan laboratorium, dan observational data

    diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Di dalam suatu model regresi kita akan  

    menemukan koefisien-koefisien. Koefisien pada model regresi sebenarnya adalah

    nilai duga parameter di dalam model regresi untuk kondisi yang sebenarnya (true

    condition), sama halnya dengan statistik mean (rata-rata) pada konsep statistika


dasar. Hanya saja, koefisien-koefisien untuk model regresi merupakan suatu nilai rata-rata yang berpeluang terjadi pada variabel Y (variabel terikat) bila suatu nilai X (variabel bebas) diberikan.  Koefisien regresi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Intersep (intercept)

Intersep, definisi secara metematis adalah suatu titik perpotongan antara suatu garis dengan sumbu Y pada diagram/sumbu kartesius saat nilai X = 0. Sedangkan definisi secara statistika adalah nilai rata-rata pada variabel Y apabila nilai pada variabel X bernilai 0. Dengan kata lain, apabila X tidak memberikan kontribusi, maka secara rata-rata, variabel Y akan bernilai sebesar intersep. Perlu diingat, intersep hanyalah suatu konstanta yang memungkinkan munculnya koefisien lain di dalam model regresi. Intersep tidak selalu dapat atau perlu untuk diinterpretasikan. Apabila data pengamatan pada variabel X tidak mencakup nilai 0 atau mendekati 0, maka intersep tidak memiliki makna yang berarti, sehingga tidak perlu diinterpretasikan.

Secara matematis, slope merupakan ukuran kemiringan dari suatu garis. Slope adalah

koefisien regresi untuk variabel X (variabel bebas). Dalam konsep statistika, slope

merupakan suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar kontribusi (sumbangan) yang diberikan suatu variabel X terhadap variabel Y. Nilai slope dapat pula diartikan sebagai ratarata pertambahan (atau pengurangan) yang terjadi pada variabel Y untuk setiap peningkatan satu satuan variabel X.

Contoh model regresi:

Y = 9.4 + 0.7*X + 

Angka 9.4 merupakan intersep, 0.7 merupakan slope, sedangkan  merupakan error.

Error bukanlah berarti sesuatu yang rusak, hancur atau kacau. Pengertian error di dalam konsep statistika berbeda dengan pengertian error yang selama ini dipakai di dalam kehidupan sehari-hari.


Metode B/C Ratio

Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besarankeuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis inimemperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program.Dalam analisisbenefit dancos t perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuanyang tidak dapat dipisahkan.

Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umummenggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan dengan maknatekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalamperhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana denganmempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Penerapananalisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya.Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi hanyadidasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lainpenekanan yang digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan.

Dibandingkan penerapannya dalam bidang investasi, penerapan Benefit Cost Ratio (BCR) telahbanyak mengalami perkembangan. Salah satu perkembangan analisis BCR antara lain yaitupenerapannya dalam bidang pengembangan ekonomi daerah. Dalam bidang pengembanganekonomi daerah, analisis ini umum digunakan pemerintah daerah untuk menentukan kelayakanpengembangan suatu proyek.

Relatif berbeda dengan penerapan BCR di bidang investasi, penerapan BCR dalam prosespemilihan suatu proyek terkait upaya pengembangan ekonomi daerah relatif lebih sulit. Hal inidikarenakan aplikasi BCR dalam sektor publik harus mempertimbangkan beberapa aspek terkait

social benefit(social welfare function) dan lingkungan serta tak kalah penting adalah factor efisiensi. Faktor efisiensi mutlak menjadi perhatian menimbang terbatasnya dana dan kemampuan pemerintah daerah sendiri. Secara terinci aspek-aspek tersebut juga mempertimbangkan dampak penerapan suatu program dalam masyarakat baik secara langsung (direct impact) maupun tidak langsung (indirect impact), faktor eksternalitas, ketidakpastian (uncertainty), risiko (risk) serta shadow price. Terkait perhitungan risiko dan ketidakpastian, hal ini dapat diatasi dengan menggunakan asuransi danmelakukan lindung nilai (hedging). Efisiensi ekonomi merupakan kontribusi murni suatu program dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga yang menjadi perhatian utama dalam penerapan BCR dalam suatu proyekpemerintah yang berkaitan dengan sektor publik adalah redistribusi sumber daya.

    * Metode AHP

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang  dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini  akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang  kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki  didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan  yang

kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama  adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk

hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah  dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang  dipilih, sampai pada

    subkriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai

    kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.


Kelebihan dan Kelemahan AHP

Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :

Kesatuan (Unity)§

AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

Kompleksitas (Complexity)§

AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui  pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.

Saling ketergantungan (Inter Dependence)§

AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.

Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)§

AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.

Pengukuran (Measurement)§

AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.

Konsistensi (Consistency)§

AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.

Sintesis (Synthesis)§

AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa  diinginkannya masing-masing alternatif.

Trade Off§

AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem  sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.

Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)§

AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi  menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.

Pengulangan Proses (Process Repetition)§

AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:

Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini§

berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan  subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian§

secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk


C. Tahapan AHP

Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut

(Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) :

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.Dalam tahap ini

    kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan  

  mudah dipahami. Dari

  masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok

  bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah

  lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih

  lanjut dalam tahap berikutnya.


2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun

     tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di

     bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau

     menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap

     kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan

     subkriteria (jika mungkin diperlukan).

3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang

menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin

dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan

suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya

E1,E2,E3,E4,E5


    * Metode IRR

Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.


RUMUS!

Apabila Ao adalah investasi pada periode 0 dan A1 sampai An adalah aliran bersih dari periode 1 sampai n, maka metode IRR semata mata mencari discount factor yang menyamakan A0 dengan A1 sampai An. Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return). Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila lebih kecil diterima.

Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih memerlukan penghitungan NPV


Internal Rate of Return (IRR)

Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.

Untuk mengitung IRR digunakan rumus sebagai berikut:

RUMUS

Kriteria penilain digunakan tingkat bunga bank. Jadi, jika IRR ??tingkat bunga bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.


Internal Rate of Return (IRR)

Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk pola cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola tidak seragam. Menurut Arifin dan Fauzi (1999:13) bahwa: Adapun langkah-langkah menghitung IRR untuk pola cash flow yang sama adalah sebagai beiikut: a. Hitung besarnya payback period untuk proyek yang sedang dievaluasi. b. Gunakan tabel discount factor, dan pada baris umur proyek, cari angka yang sama atau mendekati dengan hasil payback period pada langkah 1 di atas. IRR terletak pada persentase terdekat hasil yang diperoleh. c. Untuk mendapatkan nilai IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh dengan menggunakan interpolasi. Sedangkan untuk proyek yang memiliki pola cash inflow yang tidak seragam, dapat diselesaikan dengan langkah-langkah berikut: a) Hitung rata-rata cash inflow per tahun b) Bagi initial investment dengan rata-rata cash inflow untuk mengetahui "estimasi" payback period dari proyek yang sedang dievaluasi. c) Gunakan tabel discount factor untuk menghitung besarnya IRR, seperti langkah ke-2 dalam menghitung IRR untuk pola cash flow yang berbentuk seragam (anuitas). Hasil yang diperoleh akan merupakan "perkiraan IRR'. d) Selanjutnya sesuaikan IRR yang diperoleh pada langkah ke-3 di atas, yaitu diperbesar atau diperkecil, ke dalam pola cash flow yang sesungguhnya. Apabila cash inflow yang sesungguhnya dalam tahun-tahun pertama temyata lebih besar dari rata-rata yang diperoleh dalam langkah ke 1 di atas, maka perbesarlah tingkat discount yang digunakan, dan apabila sebaliknya maka perkecillah discount tersebut. e) Dari hasil discount rate yang diperoleh pada langkah ke-4, kernudian hitunglah NPV dari proyek tersebut. f) Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari nol, maka naikkanlah discount rate yang digunakan, dan apabila sebaliknya maka turunkanlah discount rate tersebut. g) Hitunglah kembali NPV dengan menggunakan discount rate yang baru, sampai akhirnya diperoleh discount rate yang secara berurutan menghasilkan NPV yang positif dan negatif. Dengan jalan interpolasi akan ditemukan nilai IRR yang sesungguhnya. Setelah IRR diketahui langkah selanjutnya adalah membandingkan IRR dengan cost of capital. Apabila IRR lebih besar dari pada cost of capital maka rencana investasi dapat diterima karena menguntungkan dan sebaliknya apabila IRR lebih kecil dari pada cost of capital maka rencana investasi ditolak karena merugikan. Metode PBP PBP, adalah metode yang digunakan dengan cara menyusun satu demi satu piece hingga layer tersebut solve. PBP ini sendiri sangat berbeda dengan metoda lain yang mengharuskan harus membuat cross dan lain sebagainya. Metoda yang satu ini bisa dibilang full intuitive (kecuali untuk layer ke 2) karena tidak memerlukan algoritma untuk menyusun satu layer, cukup dengan logika murni saja, dan inilah salah satu kelebihan dari metoda PBP ini. Selain itu metoda ini sangat cocok untuk dipelajari bagi mereka yang baru (sangat baru =.=) dalam cubing, ini berdasarkan fakta nyata yang saya alami ketika mengajarkan cubing ke teman-teman saya, mereka lebih mudeng dengan metoda ini daripada LBL yang merupakan metoda paling umum yang dipelajari oleh para beginner. Baik langsung saja, saya akan memberi beberapa contoh PBP Metode MPE Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak , Teknik ini cocok untuk penilaian dengan skala ordinal. Hasil MPE akan lebih kontras dari pada hasil Bayes. Prosedur MPE • Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metoda perbandingan eksponensial adalah: m Total nilai (TNi) =å (RK ij)TKK j j=1 Keterangan : TNi = Total nilai alternatif ke -i RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i TKK j = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat

n = jumlah pilihan keputusan

m = jumlah kriteria keputusan


• Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan

   pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat.

• Penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai

   setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya .


Keuntungan MPE

• Mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa

• Nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi

   eksponensial) ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata


Contoh Aplikasi MPE

• Penilaian terhadap tiga alternatif calon pemimpin divisi ICT (Pergiwa, Bratasena,

   Kresna)

• Kriteria yang dipertimbangkan: Kecakapan, Kepemimpinan dan Kejujuran

• Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1-9.





Contoh Pemilihan pimpinan


Alternatif Kriteria Nilai

Alternatif Peringkat

Kecakapan Kepemimpinan Kejujuran

1. Pergiwa 4 4 3

2. Bratasena 4 5 2

3. Kresna 4 3 4

Tk. Kepentingan Kriteria 3 4 3


• Nilai (Pergiwa) = 4 **(3) + 4**(4) + 3**(3) = ?

• Nilai alternatif 1,2, dan 3 adalah? sehingga didapat alternatif yang terurut dari yang

   terbaik adalah alternatif?




    * Metode NPV

NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.


Rumus yang digunakan

Arus kas masuk dan keluar yang didiskontokan pada saat ini (present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus:


dimana:

t - waktu arus kas


i – adalah suku bunga diskonto yang digunakan

Rt - arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu



Arti perhitungan NPV

Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan.

Bila... Berarti... Maka...

NPV > 0 investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan proyek bisa dijalankan

NPV < 0 investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan proyek ditolak

NPV = 0 investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.

_
_
_
_
_
_
i
t
n
a
S
e
o
S
_
_
_
_
_
a
k
s
i
L